AI for Content Marketer

Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi yang mengandalkan dataset untuk menyelesaikan masalah tertentu. Teknologi AI memungkinkan otomatisasi pekerjaan sehingga memudahkan pelaksanaannya.

Selain sebagai teknologi, AI juga dapat didefinisikan sebagai bidang ilmu komputer yang dirancang khusus untuk menyelesaikan berbagai masalah kognitif. Masalah ini terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola.

Timeline Pengembangan AI

1956

John McCarthy memperkenalkan istilah “Artificial Intelligence” di Konferensi Dartmouth Fokus pada pemecahan masalah dan menjanjikan masa depan di mana mesin dapat meniru kecerdasan manusia.

1980

Al lahir sebagai Expert Systems yang dirancang untuk menstimulasikan keterampilan manusia, sehingga bisa digunakan di berbagai sektor industri.

2015

OpenAl hadir sebagai organisasi penelitian Al yang memprioritaskan keamanan dan manfaat secara umum. Model Al berupa GPT (Generative Pre trained Transformer) bisa digunakan oleh masyarakat luas: termasuk Marketing.

Peran AI dalam Content Marketing

Apakah AI bisa digunakan dalam content marketing? Tentu saja! Saat ini, banyak alat berbasis AI yang mendukung content marketing. Manfaat AI dalam content marketing cukup beragam, seperti:

  • Membuat konten untuk kebutuhan marketing, baik dalam bentuk teks maupun gambar.
  • Meningkatkan presisi penargetan audiens.
  • Menentukan waktu optimal untuk mengunggah konten.
  • Mengotomatisasi tugas-tugas repetitif, seperti mengirimkan email marketing kepada target audiens.
  • Membantu marketer melakukan analisis data dan mengukur performa konten yang diunggah.

Dari hasil analisis data, AI dapat memberikan rekomendasi tentang saluran mana yang paling efektif untuk kegiatan marketing. Dengan demikian, kegiatan content marketing bisa menghasilkan hasil terbaik.

Selain itu, AI juga bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas konten. Misalnya, untuk teks artikel yang dibuat, AI dapat memeriksa tata bahasa, penempatan tanda baca, dan memberikan rekomendasi diksi yang tepat.

Beberapa peran AI dalam Content Marketing, yaitu:

1. Campaign Idea

Al membantu mengumpulkan dan menganalisis data untuk memahami tren pasar dan minat konsumen, sehingga memberikan info dalam pengembangan Campaign Idea.

2. Content Strategy

Al memberi insight tentang jenis konten yang relevan dengan target demografia, sehingga membantu merancang Content Strategy yang lebih jelas berdasarkan data.

3. Content Pillar

Al mampu mengidentifikasi dan mengelompokkan topik topik yang sesuai dan relevan dengan target audiens.

4. Content Plan

Al membantu merancang keseluruhan Content Plan yang diperoleh dan Campaign Idea, Content Strategy, dan berdasarkan setiap Content Pillar yang ada.

Campaign Idea using ChatGPT

Sebuah ide kampanye adalah konsep kreatif yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam merancang ide kampanye, penting untuk memahami beberapa elemen kunci, termasuk siapa target audiensnya dan apa tujuannya.

1. Siapa Target Audiensnya?

Kita perlu mengetahui siapa yang kita coba jangkau dengan kampanye ini. Apakah targetnya adalah generasi milenial, para profesional muda, atau mungkin komunitas tertentu dengan minat spesifik? Memahami demografi, psikografi, dan perilaku target audiens akan membantu kita merancang pesan yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.

2. Apa Tujuannya?

Apa yang kita ingin capai dengan kampanye ini? Apakah tujuannya untuk meningkatkan kesadaran merek, mendorong penjualan, atau mungkin mengumpulkan data pelanggan? Tujuan kampanye harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu.

Setelah kita memahami target audiens dan tujuan kampanye, kita dapat mulai merancang ide kampanye yang kreatif. ChatGPT dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menggali ide-ide ini. kita bisa mulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu kepada ChatGPT, seperti “Bagaimana cara menarik perhatian generasi milenial terhadap produk teknologi terbaru?” atau “Apa saja strategi kreatif untuk meningkatkan penjualan selama musim liburan?” ChatGPT akan memberikan berbagai ide yang dapat kita kembangkan lebih lanjut.

Selain itu, kita bisa menggunakan ChatGPT untuk menguji berbagai konsep kampanye. Misalnya, setelah kita memiliki beberapa ide, kita bisa meminta ChatGPT untuk memberikan feedback atau saran perbaikan. Dengan cara ini, kita bisa memanfaatkan AI untuk menyempurnakan ide kampanye kita sebelum diimplementasikan.

Creating Content Strategy & Content Pillar

Content Strategy

Content Strategy adalah rencana menyeluruh dan sebuah Campaign. Tujuannya, menciptakan konten yang relevan, bermanfaat, dan mengarahkan sudens ke tindakan yang diinginkan.

Content Pillar

Content Pillar adalah topik utama yang jadi fokus pengembangan konten Tujuannya, memastikan konsistensi message dan deliverable kontem, memperkuat brand identity dan membantu audiens memahami brand secara menyeluruh.

Creating Content Plan

Content Plan adalah turunan dari Content Strategy dan Content Pillar. ChatGPT mampu membantu pembuatan Content Plan berdasarkan:

  • Tipe konten
  • Platform
  • Waktu tertentu yang diinginkan, dll.

Tips For Creating Content Plan

Berikut beberapa tips dalam membuat Content Planning dengan ChatGPT:

1. Berikan prompt yang spesifik; masukkan Content Pillar, Target Audiens, Tujuan, dan Waktu

Ketika merencanakan konten, penting untuk memberikan prompt yang jelas dan spesifik. Hal ini membantu memastikan konten yang dihasilkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut beberapa elemen yang perlu dimasukkan dalam prompt:

  • Content Pillar. Tentukan tema utama atau topik besar yang akan menjadi fokus dari konten kita. Misalnya, jika kita memiliki blog kesehatan, content pillar kita bisa mencakup nutrisi, olahraga, kesehatan mental, dan tips hidup sehat.
  • Target Audiens. Identifikasi siapa yang akan menjadi pembaca atau penonton konten kita. Pahami karakteristik demografis, minat, dan kebutuhan mereka. Misalnya, target audiens kita mungkin ibu-ibu muda yang mencari informasi tentang kesehatan anak.
  • Tujuan. Tetapkan apa yang ingin dicapai dengan konten tersebut. Apakah tujuannya untuk mengedukasi, menghibur, meningkatkan kesadaran merek, atau mendorong penjualan? Misalnya, tujuan kita bisa jadi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.
  • Waktu. Tentukan kapan konten tersebut akan dipublikasikan dan berapa lama konten tersebut relevan. Perencanaan waktu yang tepat membantu dalam menjaga keterlibatan audiens. Misalnya, kita bisa mempublikasikan artikel tentang diet sehat menjelang bulan Ramadhan.

2. Selalu mengacu pada Content Strategy dan Content Pillar agar delivery brand message-nya konsisten

Konsistensi adalah kunci dalam menyampaikan pesan merek. Selalu pastikan konten yang dibuat mengacu pada strategi konten dan content pillar yang telah ditentukan. Hal ini membantu memastikan bahwa setiap konten yang diproduksi tidak hanya relevan, tetapi juga memperkuat identitas merek dan pesan yang ingin disampaikan.

3. Sesuaikan lagi gaya bahasanya karena bisa jadi ChatGPT masih agak kaku dalam berbahasa Indonesia

Gaya bahasa yang digunakan dalam konten harus disesuaikan dengan audiens yang dituju. Hindari bahasa yang terlalu kaku atau formal jika audiens kita lebih menyukai pendekatan yang santai dan bersahabat. Sebaliknya, jika audiens kita adalah profesional, pastikan bahasa yang digunakan sesuai dengan ekspektasi mereka.

  • Santai dan Ramah. Jika target audiens kita adalah anak muda atau ibu-ibu muda, gunakan bahasa yang santai dan ramah. Misalnya, “Hai Moms, yuk kita bahas tentang pentingnya sarapan sehat untuk si kecil!
  • Profesional dan Serius. Jika target audiens kita adalah profesional di bidang kesehatan, gunakan bahasa yang lebih formal dan informatif. Misalnya, “Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya kesehatan mental bagi produktivitas di tempat kerja.